Madbie: Spirit on Article

Showing posts with label Spirit on Article. Show all posts

The way People Respond to Failure

There are three way in which people respond to failure.<br />
<br />
<b>Model 1 : <a href="http://madbie.blogspot.com/2012/07/the-way-people-respond-to-failure.html">Provide Excuses, Assign Blame & Give Up</a></b><br />
<br />
What finish some people wrap up whwn they don't amuse what they hunger? They will dawn giving themselves lots of excuses and blame antity and everyone around them. they affirm thing  equaling,<br />
<ul>
<li>' It's not fair', 'I'm just not smart enough', </li>
<li>'It's just too difficult', </li>
<li>I'm too young', or 'I'm too old', </li>
<li>I just didin't have luck', the depressed economy affected me'.</li>
</ul>
Sense helpless and frustated, this first group will discontinuation enchanting scene and give up! They will drop out themselves to their purpose being out of grasp and animate a get up and go of mediocrity.<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.blogger.com/goog_246803055" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="218" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3V1JWqdXOT0dRfdl15SSSmRv3euUrinzwbYF5rsc-uZJrZ-Ye-IpIh-v6g68_RaSPc0icRfvwwjA6EaUYD2wQta0WFM_HKL9BZV5I0slbeUqn5h7ntiINc_EEMIu9kfc9rfKjQlkLTUec/s320/the+way+to+success.png" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><a href="http://madbie.blogspot.com/2012/07/the-way-people-respond-to-failure.html">The way to Success</a></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<b>Model 2 : <a href="http://madbie.blogspot.com/2012/07/the-way-people-respond-to-failure.html">Keep Trying the Same thing over and Over Again</a></b><br />
<br />
These are the people who posses a lot also determination than the fundamental. When they don't strike their outcome, they will not vacate. They will excite themselves tp proceeds enterprise and. The motto of this grade is, "I failed because I did not try hard enough' If I keep trying. I will eventually succeed. So they keep taking action, putting in expanded moment, energy and travail. No matter how abounding times they fail, they just keep trying harder and harder.<br />
<br />
 Will they eventually achieve their goals? It depends. If they set small, incremental goals, they may, with enough time and effort eventually succeed. However, if they set big and exceptional goals, like becoming the top in their field, they will never be successful by just trying again and again. They may experience a better result, but they won't reach the goals they desire. Why? <br />
Because, although they keep taking action, they do not change their strategy. If you keep using the same approach, you are going to keep getting the same result. I have seen so many professionals and businessmen repeat this limiting pattern. <br />
I know many businessmen who fail in their business only to start again and do the same thing. They keep putting in ads that don't work, they hire ineffective people or they use the same business model.<br />
<br />
<b>Model 3 : <a href="http://madbie.blogspot.com/2012/07/the-way-people-respond-to-failure.html">Get Feedback, Change Strategy and Take Action until you Succeed</a>.</b><br />
<br />
In consequence what is the design that all blossoming person exhinbit/ When they don't win their goals. they don't conceive of actual due to failure. Instead, they perceive undoubted through feedback. Either feedback that contrivance they used was idle or that they did not booty enough proposition. They therefrom exertion this feedback to forthwirh pennies their treatment and haul bustle besides.<br />
<br />
If they still don't succeed, they will ispire extended feedback, coopre their trick and gate deal and. They stack repeating this progress until they inspire what they yearning. They look after whatever indubitable takes. Ergo, enshire, even infinity you don't amuse what you fancy, undoubted is activity giving you feedback. Corporeal is this identical feedback you commitment to relief you adjust your reaching until you hit your target.<br />
<a href="http://madbie.blogspot.com/2012/07/the-way-people-respond-to-failure.html">Thomas Edison</a> took almost 10,000 attempts before inventing the light bulb. When asked how he did it, he said that he had to first find 9,999 strategies of how not to invent the light bulb. He then used this feedback to change his strategy until he got what he wanted.<br />
Successful people re-look and change their strategy whenever they encounter 'failure'. They understand that failure is feedback. Understand this principle and you will overcome failure and achieve success in no time at all.<br />
<br />
<a href="http://madbie.blogspot.com/2012/07/the-way-people-respond-to-failure.html">Then Which way That You Respond to Failure</a><br />
<br />

The way People Respond to Failure

There are three way in which people respond to failure. Model 1 : Provide Excuses, Assign Blame & Give Up What finish some people wr...

The Law of Levitation versus Grafity

<a href="http://madbie.blogspot.com/2011/05/law-of-levitation-versus-grafity.html"><b>The law of Levitation versus Grafity</b></a> kira-kira demikian untuk memberikan judul lain dari  sebuah perenungan Gede Prama yang begitu apik menyoal beratnya beban kehidupan. Di dalam arikel ini Gede Prama dengan sangat apik memberikan pencerahan dalam  menyelesaikan beban kehidupan dengan cara yang sangat sederhana. Teori Newton tentang hukum berat "Grafiity " di konfrontir dengan ringan tapi bermakna dengan hukum penguapan "Levitation". Terbang Bersama Keheningan adalah judul sebuah perenugan Gede Prama di bawah ini :<br />
<br />
TERBANG BERSAMA KEHENINGAN<br />
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://www.blogger.com/goog_1840875428"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCus9En59shD0MYyGDh1LkGuVmuCAKtrVH9r7hHZ8WRjkX3QCE6D47grkalvgyBsjzMWWv35AdkrVo1f_VkGTMGHvF5ssDrvjAZT_ZbkkU8PUvTRWVn976hZBxUQ-WYMwpFpxDA9cUL6Pk/s320/3+Rings_frm+wht+to+blck.jpg" width="308" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><a href="http://madbie.blogspot.com/2011/05/law-of-levitation-versus-grafity.html">Terbang dalam Keheningan</a></td></tr>
</tbody></table>
BERAT, itulah kata yang bisa mewakili tantangan hidup kekinian. Orang miskin dihadang penyakit di sana-sini. Orang kaya alisnya dibikin berkerut oleh berbagai masalah. Sebagian malah sudah dipenjara, sebagian lagi menuggu giliran untuk beristirahat di tempat yang sama. Manusia biasa menggendong berbagai beban ke sana ke mari (dari mencari nafkah, menyekolahkan anak sampai dengan mempersiapkan hari tua), pejabat maupun pengusaha juga serupa: senantiasa ditemani masalah kemanapun ia pergi. Di desa banyak orang mengeluh, luas tanah tetap namun jumlah manusia senantiasa tambah banyak. Sehingga setiap<br />
tahun memunculkan tantangan penciptaan lapangan kerja. Bila tidak terselesaikan ia bisa lari kemana-mana. Dari kejahatan sampai dengan kekerasan.<br />
<br />
Digabung menjadi satu, jadilah kehidupan berwajah serba berat di sana-sini. Tidak saja di negara berkembang, di negara maju sekali pun tantangannya serupa. Kemajuan ekonomi Jepang yang demikian fantastis tidak bisa mengerem angka bunuh diri. Kemajuan peradaban Amerika tidak membuat negara ini berhenti menjadi konsumen obat tidur per kapita paling tinggi di dunia. Jangankan berbicara negeri Afrika seperti Botswana. Rata-rata harapan hidup hanya 30-an tahun. Orang dewasa di sana lebih dari 80 persen positif terjangkit HIV. Sehingga<br />
menimbulkan pertanyaan, "Demikian beratkah beban manusia untuk hidup?"<br />
<br />
Ada sahabat yang menghubungkan beratnya hidup manusia dengan hukum gravitasinya Newton yang berpengaruh itu. Sudah menjadi pengetahuan publik, kalau Newton menemukan hukum ini ketika duduk di bawah pohon apel, dan tiba-tiba buahnya jatuh.<br />
<br />
Sehingga Newton muda berspekulasi ketika itu, ada serangkaian hukum berat (baca: gravitasi) yang membuat semua benda jatuh ke bawah. Sahabat ini bertanya lebih dalam, "kalau gravitasi yang menarik apel jatuh ke bawah, lantas hukum apa yang membawanya naik ke puncak pohon apel?" Dengan jernih ia menyebut <a href="http://madbie.blogspot.com/2011/05/law-of-levitation-versus-grafity.html"><b>"The law of levitation"</b></a> (hukum penguapan). Kalau gravitasi menarik apel ke bawah, penguapan menariknya ke arah atas.<br />
<br />
Dalam bahasa yang lugas sekaligus cerdas, sahabat ini mengaitkan kedua hukum fisika ini ke dalam dua hukum kehidupan: <b><a href="http://madbie.blogspot.com/2011/05/law-of-levitation-versus-grafity.html">"Hate is under the law of gravity, love is under the law of levitation."</a></b><br />
Kebencian berkait erat dengan gravitasi karena mudah sekali membuat manusia hidup serba berat dan ditarik ke bawah. Cinta berkaitan dengan gerakan-gerakan ke atas. Karena hanya cinta yang membuat manusia ringan dan terbang ke atas. Sungguh sebuah bahan renungan kehidupan yang cerdas dan bernas.<br />
<br />
Kembali ke soal hidup manusia yang serba berat, tidak ada manusia yang bebas sepenuhnya dari masalah. Bahkan ada yang menyederhanakan kehidupan dengan sebuah kata: penderitaan! Hanya saja kebencian berlebihan yang membuat semua ini menjadi semakin berat dan semakin berat lagi. Ada yang benci pada diri sendiri, ada yang membenci orang tua, suami, istri, teman, tetangga, atasan kerja, sampai dengan ada yang membenci Tuhan.<br />
<br />
Perhatikan wajah-wajah manusia kekinian yang miskin senyum, yang mudah tersinggung, yang senantiasa minta diperhatikan, penerimaan bulanan yang serba kurang, dan masih bisa ditambah lagi dengan yang lain. Semuanya berakar pada yang satu: kebencian! Sehingga mudah dimengerti kalau perjalanan hidup seperti buah apel, semakin tua semakin berat dan semakin ditarik ke bawah.<br />
<br />
Terinspirasi dari sinilah, kemudian sejumlah guru mengurangi sesedikit mungkin berjalan dalam hidup dengan beban-beban kebencian. Dan mencoba menarik kehidupan ke atas menggunakan sayap-sayap cinta. Semua perjalanan cinta mulai dari sini: mencintai kehidupan. Makanya sahabat-sahabat penekun meditasi Vipasana berkonsentrasi pada keluar masuknya nafas. Tidak saja karena membuat manusia mudah terhubung dengan hidup, tetapi berpelukan penuh cinta dengan kehidupan. Dan segelintir penekun Vipasana yang telah berjalan amat jauh, kemudian mengalami cosmic orgasm. Semacam orgasme kosmik yang ditandai oleh terlihatnya keindahan di mana-mana. Karena semuanya terlihat serba indah, tidak ada lagi dorongan untuk mencari jawaban. Bahkan pertanyaan sekalipun sudah lenyap dari kepala. Ini yang disebut seorang guru dengan terbang bersama keheningan.<br />
<br />
Ada yang menyebut ini dengan emptiness. Sebuah terminologi timur yang amat susah untuk dijelaskan dengan kata-kata manusia. Namun Dainin Katagiri dalam Returning to Silence, menyebutkan: "The final goal is that we should not be obsessed with the result, whether good, bad or neutral." Keseluruhan upaya untuk tidak terikat dengan hasil. Itulah keheningan. Sehingga yang tersisa persis seperti hukum alam: kerja, kerja dan kerja. Dalam kerja seperti ini, manusia seperti matahari. Ditunggu tidak ditunggu, besok pagi ia terbit. Ada awan tidak ada awan, matahari tetap bersinar. Disukai atau dibenci, sore hari dimana pun ia akan terbenam.<br />
<br />
Mirip dengan matahari yang tugasnya berbeda dengan awan dan bintang. Kita manusia juga serupa. Pengusaha bekerja di perusahaan. Penguasa bekerja di pemerintahan. Pekerja bekerja di tempat masing-masing. Penulis menulis. Pertapa bertapa. Pencinta yoga beryoga. Pengagum meditasi bermeditasi. Semuanya ada tempatnya masing-masing. Ada satu hal yang sama di antara mereka: "Menjadi semakin sempurna di jalan kerja". Soal hasil, sudah ada kekuatan amat sempurna yang sudah mengaturnya. Keinginan apalagi kebencian, hanya akan membuatnya jadi berat dan terlempar ke bawah.<br />
<div style="text-align: right;">
oleh Gede Prama<br />
<br />
<div style="text-align: left;">
<a href="http://madbie.blogspot.com/2011/05/law-of-levitation-versus-grafity.html">The Law of Levitation versus Grafity</a> atau Terbang Bersama Keheningan karya Gede Prama mengingatkan sebuah perjalanan bersama "Ayah" yang seharusnya tidak boleh diri ini berhenti walau sejenak.....</div>
</div>
<br />
.

The Law of Levitation versus Grafity

The law of Levitation versus Grafity kira-kira demikian untuk memberikan judul lain dari sebuah perenungan Gede Prama yang begitu apik men...

Matahari di Dalam Diri

Hidup penuh dengan jejak kaki. Demikian sejarah bertutur pada manusia. Sayangnya logika dan kata-kata manusia tidak dan tidak akan pernah bisa memotret jejak-jejak kaki tadi sebagaimana adanya. Logika dan kata-kata,di satu sisi memang jembatannya pemahaman, di lain sisi ia juga suka memperkosa. Karena pemerkosaan jenis terakhir inilah, kemudian pengetahuan manusia manapun jadi tidak sempurna. Di tangan manusia yang di giring kepintaran, ketidaksempurnaan terakhir kemudian menjadi wacana. Ada juga yang membuatnya sebagai sarana tawar menawar kepentingan, alat untuk melakukan penyerangan, bahan-bahan untuk memamerkan kehebatan. Ada yang bertanya, tidakkah ini hanya bunga-bunga kehidupan yang membuat semuanya jadi kaya warna?<br />
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://www.blogger.com/goog_1215772202"><img border="0" height="196" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAVmTKJmgu7zYXFyMjcXujaIrebc2cCQXYP1Y4iDY3m1LCRXCYINQIxYizbRwak0HXJWcCI5y0Xl70yALhPvAuZt6sudvU5x5IrYX95RVCgrCCI0myYspfcxixWaSJffmQIW1cgT5JoGNl/s200/blue_rotational_500x437.gif" width="200" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><a href="http://madbie.blogspot.com/2011/05/matahari-di-dalam-diri.html">Matahar di Dalam Diri</a></td></tr>
</tbody></table>
Di tangan mausia-manusia bijaksana nasib <a href="http://madbie.blogspot.com/2011/05/matahari-di-dalam-diri.html">ketidaksempurnaan</a> manusia lain lagi. Bagi mereka, ketidaksempurnaan ada untuk mengajarkan pada manusia. Ada juga yang menyebutkan, kalau hidup ditujukan justru untuk melengkapi sisi-sisi pemahaman yang belum sempurna. Bagi pejalan-pejalan kaki di jalan jiwa lain lagi. Ketidaksempurnaan ada untuk menjadi lahan-lahan latihan jiwa. Bukankah setelah tertabrak berbagai karang kehidupan, jatuh dalam banyak jurang kehidupan, kemudian bisa pulang dengan tenang.<br />
<br />
Ah entahlah, pejalan-pejalan di kaki di<a href="http://madbie.blogspot.com/2011/05/matahari-di-dalam-diri.html"> jalan kejernihan</a> hanya oleh bertanya. jawaban memang senatiasa diserahkan kepada meraka yang mendengar ketika pertanyaan dilontarkan.tidak semua suka tentu saja. Dan itupun tidak apa-apa. Yang jelas, apapun pertanyaannya, apapun jawabannya,siapapun yang bertanya,siapapun yang menjawab,ada sebuah gejala yang terus menerus berjalan: waktu! Seperti jarum jam di dinding,berjalan,berjalan dan berjalan. Kadang ia berhenti karena baterenya mati, cuman waktu yang ia wakili tidak membutuhkan batere dan tenaga manapun. ia adalah tenaga itu sendiri, ia adalah gerakan itu sendiri,ia adalah hidup itu sendiri.<br />
<br />
Sebagai manusia biasa, kita kerap baru tersadar, kadang malah terkejut, ketika melihat putera-puteri di rumah sudah besar. Tatkala merasakan badan tidak lagi sekuat dulu. Mana kala melihat orang-orang yang lebih muda dipanggil yang kuasa. Logika dan kata-kata manusiapun memberikan judul : tua. Dan judul terakhirpun tidak sama pemahamannya. Ada yang mengkaitkannya dengan badan yang berbau tanah. Ada yang menyebutnya dengan masa-masa panen dalam hidup. Ada juga yang meletakkannya sebagai waktu membalas dendam perhatian ke anak cucu.<br />
<br />
Dan tentu saja, terserah sepenuhnya pada pribadi masing-masing. Yang jelas, ada yang mengkaitkan umur tua dengan perlambang alam yang bernama matahari. Bagi yang melihat beban kehidupan sebagai serangkaian hal yang memberatkan, tua adalah tanda-tanda matahari mau tenggelam. Bagi sahabat yang melihat beban sebagai vitamin-vitamin yang memperkuat, tua adalah awal terbitnya <a href="http://madbie.blogspot.com/2011/05/matahari-di-dalam-diri.html">matahari di dalam diri</a>. Ada yang bertanya, matahari apa yang terbit di dalam diri?<br />
<br />
Inilah keterbatasan pemahaman melalui kata-kata dan logika. Pertama, semua hal ditanyakan dan mau dipahami dulu, baru kemudian bergerak dan berjalan untuk menggali. Seolah-olah tanpa bertanya dan paham manusia akan masuk jurang. Kedua, setiap pencaharian yang boros logika dan kata-kata, membuat pencaharian berjalan keluar. Kemudian mengabaikan sumur tanpa dasar yang ada di dalam. Ketiga, begitu sebuah pemahaman terpetakan oleh logika dan kata-kata, manusia terpental jauh dari dirinya sendiri.<br />
<br />
Diterangi cahaya pemahaman seperti ini, ada seorang sahabat pernah berbisik. Kadang, ada saatnya perjalanan pemahaman mirip dengan seorang anak yang baru bisa belajar bicara, kemudian bertanya pada mamanya: mana papa? Dan begitu telunjuk mama menunjuk ke seorang lelaki, setiap bayi langsung mempercayainya. Dan seumur hidup menyebut lelaki tadi dengan sebutan papa. Jarang sekali terjadi ? atau mungkin malah tidak pernah ? begitu mamanya menunjuk seorang lelaki, kemudian anak bertanya ulang : itu papa atau teman selingkuh?<br />
<br />
Bagi sahabat yang diperkuda kepintaran, mungkin cara seperti ini disebut dengan kebodohan dan ketololan. Cuman pada kehidupan manapun yang menyelami lapisan-lapisan keihklasan secara mengagumkan, dan kemudian berpelukan dengan kehidupan secara penuh penerimaan, inilah awal terbitnya matahari di dalam diri. Tidak ada pertanyaan di sana, apa lagi penolakan. Sebutan pintar dan hebat tidak lagi menggoda. Kaya dan terkemuka, juga serupa. Dikasih terimakasih, tidak dikasih juga terimakasih. Seorang pejalan kaki di jalan ini pernah berucap, ketika penafsiran kita tentang semesta berhenti, kejernihan yang mendalam jadi terbuka. Kejernihan itu meliputi segala waktu, tempat dan perubahan.<br />
<br />
Pejalan kaki yang lain berucap pelan, pelepasan adalah jantung kehidupan. Tatkala manusia sudah terlepas dari harapan, pendapat dan apalagi ketakutan, ia memasuki wilayah-wilayah kebebasan yang berkelimpahan. Dalam bahasa lain, ada yang berbisik, seluruh hidup adalah proses pelepasan. Ketika manusia mengalami pelepasan, bukahkah muncul great sun of wisdom dari dalam dirinya? Ada juga yang ragu-ragu dan bertanya, apa yang tersisa dalam kehidupan pasca pelepasan ?<br />
<br />
Yang tersisa di sana hanya satu : kerja, kerja dan kerja. Bedanya dengan kerja orang kebanyakan, bukankah kerja adalah bentuk cinta yang paling nyata? Bukankah melalui kerja Tuhan menjadi nyata?<br />
<div style="text-align: right;">
</div>
<div>
<br /></div>